Minggu, 24 Januari 2016

Mereka Sang Penambang

Kemeja putih celana abu-abu
Detik ini telah menjadi sandang lusuh
Berganti dengan jas kulit

Sebelumnya, telapak kaki hitam tegak tertancap
Mereka bukanlah parasit sejenis koruptor
Nada kesayangan Mereka sedetik lalu kokok
Karena, di warung makan ujung sudah menunggu
Ibarat menambang emas


Sementara itu sepasang mata
Meruncingkan pandang ke matahari yang gagah
Siapakah Mereka ?

Berkantor dan bersemayam di ruangan penuh kotor
Mereka memang bercinta dengan kotoran kandang
Tapi Mereka tidak menjadi pelacur dalam pandang
Bersolek lalu mempertontonkan isyarat bokong

Taman bermain Mereka semenit lalu ladang ilalang
Oksigen Mereka sehari lalu gas berbau
Wangi tubuh Mereka sebulan lalu keringat

Perut anak manusia yang menanti goreng dan bakar
Karena, di gedung sekolah, kantor bahkan penjara
Berjuta kepala penuh menanti asupan tetes bergizi

Keringat nanah, batuk darah sudah biasa
Ibarat menambang emas
Sulit, peluh, dan tangis di waktu ini
Akan bermekaran bunga sukses di masa depan
Berbuah dan berguna bagi sesama

-Purwokerto-

-----------------
*Pernah diikutkan dalam lomba antologi sastra "Jadi Mahasiswa Peternakan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita