Sabtu, 20 Februari 2016

Air Mata


Air mata telah menyiarkan banyak cahaya. Menawar segala bentuk dosa tiap umat dunia. Tak resah lagi bumi. Alangkah ikhlas bila air mata jatuh membasahinya. Teriring syukur atas karunia.

Air mata mencairkan suasana kelam. Kehangatan timbul dan tak lagi tenggelam. Kebersamaan tumpah. Menggenangi semesta kelabu dendam.

Air mata mengusap kegetiran hidup. Mengecup kening keluhuran budi. 

Membawa kecemburuan ke dalam guci rapat terkunci. 
Tinggallah kebahagiaan menyembur dari bumi Illahi

Air mata menanggalkan pakaianya. 

Digantung dalam tiap jentik doa pada sang maha kuasa.

Air mata pergi. Tumbuhlah kesucian diri. 

Merasuk keselamatan dalam jiwa ini. 
Terbitlah sekali lagi, senyuman begitu sungguh berarti.

Sokaraja
Februari 2016

------------------------
Semoga Prosa Ini Bisa Memberikan Arti
Maturnuwun....

Ini Bukan Hujan


Ini bukan hujan. Ini deburan rintik kenangan. Ia jatuh berbarengan. Ia curang. Ia tak tahui dirinya begitu memelintir hati.

Ini bukan hujan. Ini rintihan ibu malang. Dingin dan ketakutan bocah lelakinya belum pulang. Minggat semalaman menjemput kenangan.

Ini bukan hujan
Ini kenangan seorang ibu disertai kemalangan
Suaminya lama tak pulang

 

Ini bukan hujan
Ini kesedihan mendalam seorang ibu
Kedua lelakinya tak kembali lagi
Gugur dalam peperangan
Entah melawan malaikat atau bajingan

Ini bukan hujan
Ini tangisan ibu
Ini kesedihan mendalam ibu bagi banyak bangsa
Sarang banyak binatang berakal
Tempat tinggal sepertiga daratan
Sisanya lautan kedengkian

Februari 2016

----------------------
Semoga puisi ini bisa memberikan arti. Maturnuwun..

Imlek Tahun Ini


Angpau merah berserah-pasrah. Ditangkapnya segala kesyukuran para dewa.
Berharap tahun ini kembali mendapat rizki. Era-nya Monyet Api.

Lampion datang menghampiri. Bersama terangnya, sedikit menyilaukan diri.
Mencipta bayangan sendiri, sepi.

Mengingatkan dirimu. Aku tenggelam dalam doa kepada leluhur.
Tapi daya ku tak sanggup melepaskanmu dari pikiranku.

 

Imlek ini tak kutemui dirimu. Setinggal kenangan dalam hati.
Dan harum dupa mengelus pundaku, lalu kepalaku.
Mengalir deras air mata kepadamu.

Sokaraja
Februari 2016

--------------------
Semoga puisi ini bisa memberikan arti. Maturnuwun..

Kamis, 11 Februari 2016

Sajak Selepas Isya

"Hei dengarkan aku. 
Aku telah dikarunai restu oleh waktu, oleh Tuhan dan seisi bumi miliknya.
Aku temui kesungguhan kita berdua. 
Berpadu dalam kemesraan bintang dan bulan." ku dengar pria bercerita.

"Hei lihat aku. 
Aku rasai demikian menghinggapi sekujur jiwa. 
Lekuk-lekuk doa menyelimuti diriku. Aku yakin dari dirimu. 
Pemberian restu Tuhan seperti katamu itu." ku dengar wanita menjawabnya.

Aku lihat mereka telah siap bersama selamanya.
Diikat oleh doa alam semesta.
Disepakati oleh Tuhan Sang Maha Esa.

Metamorfosa hidup. 
Metamorfosa dua anak manusia.
Selamanya kalian kami doakan kekal.
Tak lekang oleh waktu dan zaman.

Ciamis
-Inuy & Ozing-
26 Januari 2016

--------------------

Puisi ini dipersembahkan untuk sahabat penulis yang sudah mendahului ke pelaminan. Hehe
Semoga puisi ini bisa memberikan arti.
Maturnuwun..

Aku tetap disini, tak akan pergi

Perpisahan ;
Jauh mata kita
Rindu berbicara kita
Doa menyatukan kita

Engkau bisa pergi
Menemui ia yang telah melipatku 
Engkau bisa berjalan jauh
Mencari ia hingga ke tepi
Engkau bisa tinggalkanku
Tapi aku tidak

Ketika nanti kau kembali
Kau akan temui aku tetap seperti ini
Dirimu mungkin melupakanku

Saat itu juga aku akan membalikkan waktu
Menarik sisi terjauh yang telah usang 
dibawah sana
Pernah kita tinggalkan waktu yang berlalu
Tapi aku tahu tak akan lama

Karena itu
Aku tetap disini, kau boleh pergi
Aku tetap disini, berjanji tak akan mati
Aku tetap disini, hiduplah kau sebagaimana mesti kau ingin
Aku tetap disini, tak akan pergi

Sokaraja
26 Januari 2016

------------------
Semoga puisi ini bisa memberikan arti.
Maturnuwun..

*Pict By ytmig.com

Sepulangnya aku mengejar mimpi





Terpaksa bersandiwara ;
Menerima apa yang ku tak suka
Suaranya
Metodenya
Gerak-geriknya
Membuat ku gila

 
Acapkali dihadapi kenyataan
Tak ada daya melawan ;
Menerima dan mati rasa
Setinggal rapuh untuk bangkit
Tak mampu menjawab
Rumit berbelit
Ditinggalkanya rupa sederhana

Pertemuanku hari ini ;
Mimpi masih jauh, aku masih di tepi
Esok pasti kulanjutkan berdiri
Dengan atau tanpa kaki

Sepulangnya...
Aku jatuhkan segala beban
Seharian penuh tak ada bantu rangkulan
Teman-teman tak bisa diharapkan
Mereka pun sekarat
Begitupun kamar-kamar lainya

Begitulah...
Atas nama tak mau dibodohi
Justru kami semakin bodoh
Dibuatnya meninggalkan diskusi
Percakapan nan kuat
membincang permasalahan rakyat

-Sokaraja-
26 Januari 2016

-------------------
Semoga puisi ini bisa memberikan arti.
Maturnuwun..

*Pict from pixabay.com

Kamis, 04 Februari 2016

Selamat Malam Jakarta

Selamat malam sayang
Hari ini cahaya lampu berpencaran
Merah hijau kuning tak karuan
Di langit, genderang perang terus menyambar

Selamat malam saudaraku
Ketiga kali ini kekasihmu ku bawa pulang
Kutemui ia di jembatan ragu
Sebab engkau tak kunjung datang

Selamat malam anakku
Rajinlah engkau menapak ilmu
Agar tak seperti aku ini bapakmu
Harus hidup dengan bibir bergincu

Selamat malam musuhku
Kuharap engkau segera tersasar
Lidah kotormu memuakkan hatiku
Rupa langsatmu bak sampah pasar

Selamat malam Jakarta
Begitu banyak begitu pilu rautmu
Selamat malam Jakarta
Berhentilah menangis membanjir haru

-Jakarta Raya-
10 September 2015

-----------------------
Maturnuwunn
Semoga puisi ini bisa memberikan arti

*Pict from tribunnews.com

Bersila Di Atas Bis Kota

Waktu subuh selesailah sudah
Tiba adanya sejagad mulai bergerak
Menimbun angka untuk pensiun kelak

Turut ikut dalam barisan pagi
Gerombolan seragam mengawali ceritanya
Satu ke tiga ke lima mulai berdatangan
Gelas hitam lengkap menemani
Dari siku selatan munculnya
Bis kota hijau meluncur menantang

Telah siap ancang-ancang di tangan
Tiba saatnya kini menggoyang badan
Melompat bak kuda di medan perang
Lutut kaki kuat memegang peranan
Demi nyaman yang tiada bayang
Mendaratlah kami di kursi menhadap awan

Bersila di atas bis kota
Hari emas yang tak mungkin kembali terulang
Sensasi muda tuk dongeng di hari tua

-Jakarta Raya-