Sesekali
Saat sepi melingkari
Aku ambil potongan senyummu di hari kemarin seperlunya.
Senyuman yang entah bagaimana
Membubuhi dirinya sendiri dengan tanda petik
Dan aku heran
Meski tak pernah kutandatangani satu suratpun di mejaku, aku
selalu setujui
Tak ku tolak barang sekalipun saat ia masih ada
Berkali-kali senyuman itu kuambil seperlunya
Berkali-kali pula ia tumbuh kembali
Menyirami dirinya sendiri seperti enggan mati
Entah tenaga darimana
Sejauh ini hanya ingatan ku yang tak putus ditelan polusi
angkasa
Dengan senyuman itu,
dalam hidupku terselip kata dengan kehadiran yang beda
Dengan tanda petik,
kata itu dipeluk ;
Menjadikanya ada,
abadi dalam ingatan tentang ketiadaan.
.
.
Sokaraja
Juni 2016
---------
Semoga puisi ini mampu menyuguhkan makna,
apapun wujudnya, bagaimanapun ceritanya
Maturnuwun..
Juni 2016
---------
Semoga puisi ini mampu menyuguhkan makna,
apapun wujudnya, bagaimanapun ceritanya
Maturnuwun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita