Jumat, 22 Januari 2016

Pagi di awal september

Teriring rasa yang selalu ada
Harum september masih menunjuk rupa

Ketika itu berjalan beriringan
Senda gurau dikunyah berbarengan
Peluh hangat bercampur riuh
Demi sepotong mentari di atas sana

Selurus jalan terjal berliku
Bulu halus berteriak bersahutan
Istirahatkan kaki lemah itu
Sadarlah sampingmu menggerutu

Bersandar di bawah pepohonan
Sembari menyeret napas panjang
Merebah tubuh diatas sampah dedaunan
Jaket tebal biru rupanya tak kuat menahan
Dingin sepoi pegunungan




Waktu mengeluh tak tahan berlama-lama
Tersadar akan bunyinya
Bahu berseru seru
Saatnya bergegas melaju

Rangkaian tangga batu berlalu
Hembus angin menggelitik pelan
Menanda September yang mulai mekar
Bersama pagi teriring senyuman

Kuning mentari ikut hadir
Bagiku berkesan sayang tuk dilupakan
Tapi tak tahu untuknya
Kuharap jaket biru bisa mengingatkan

Kini bersama awal pagi september yang beda
Dirinya tetap hanya menjadi mimpi
Mimpi yang mungkin tak akan pernah kumiliki
Oh September, kapan kau akan kembali ?

-Jakarta Raya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita