Didepanku bangku kosong terbujur kaku dan kuyu
Disampingku dua perempuan muda bersenda gurau tentang hidupnya yang sederhana.
Sementara aku terdiam tak tahu harus apa ; Lantas kupilih pandangi saja wajah hujan di depan langit mataku
Ia datang membawa aroma bulan Mei
Ia pun memikul akhir angin muson timur
Aku memandang malu hujan akhir april
Ia tak sekedar air membentuk cermin diatas bumi
Ia tak sekedar jatuh tanpa membawa berkah
Ia hadir dengan kesungguhan menyirami kerontang sawah
Bersama kilau cepat cahaya
Sesekali hadir menyapa telinga
Dan seperti hujan-hujan sebelumnya
Pun hujan ini belum berubah wujudnya
Ia jujur
Ia ikhlas
Ia tak jumawa membawa remah-remah surgawi bagi seisi gersang bumi
Ia masih sama....
Ia tak membawa duka...
Aku yang berduka
Manusia yang membuat duka
.
.
Depan sekre
27 April 2016
Nb : menikmati hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita