Minggu, 01 Mei 2016

Masa Lalu Kawanku


Aku dan kekasihku sang putri malam
Tersedu melihat masa lalu kawanku

Dirinya mengaku sebagai pelarian penjara
Dari rindu yang meninggalkan ranumnya cinta

Tepat di atas langit-langit kamar
Tak pernah pergi
Enggan menjauhi diri

Empat tahun berlalu dan rindu masih saja menggebu
Senapas seirama sebelumnya
Suka dan duka jadi selimut berdua
Kemudian sang perempuan hilang ditelan gusar

Dan sialnya, meski sang perempuan telah tinggal di genggaman jemari lain
Bayangnya masih saja ada
Tak terhapus oleh debu-debu waktu

Kawanku lalu bertanya kepada putri malam disampingku ;
"Kemana aku harus meminjam belati ?. Untuk
menghunus rindu ini agar ia mati dan terkubur tak bangkit lagi"

Sang putri malam menjawab ; 
"Kau tak bisa bunuh rindu. Ia tumbuh oleh waktu yang lalu, yang pernah kau berikan sebagai kado terindah dalam hidupnya. Relakan rindu mencabikmu, ia akan membuatmu semakin tegar."

Kawanku berbalik ;
"Lantas bagaimana lagi aku harus hidup jikalau cabikan itu membuat ku serasa tak punya nyawa lagi ?."

Aku menyela ;
"Temukan rindumu yang lain. Seperti rindu yg kini bergelantung dihadapanmu. Langit perlahan akan menjadikan kalian sahabat erat di perjalanan hari esok. Rindumu yang baru, biarkan temukan jalanya masuk kedalam mimpi disetiap malam. Malam milikmu"
.
.
.
Bangku sekre
18 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita