Rabu, 27 Januari 2016

Ayahku seorang pencuri

Larut malam ia kembali
Dari pencarian harta duniawi
Rupa elegan berdasi
Parfum masih wangi
Bersanding kecup dan salam setia
Beraroma wanita malam penggoda

Ayahku seorang pencuri
Kami tinggal diatas tanah merah
Bekas darah perwira tanpa lencana
Abdi sejati negara

Ayahku seorang pencuri
Seringkali ditemuinya uang setumpuk di gudang
Dalam lindungan konglomerat besar
Sejatinya milik rakyat negeri

Ayahku seorang pencuri
Ia senyum kesana kemari
Tabik ia sering dapatkan
Oleh kurcaci peminta-minta kaya tanpa usaha

Lantas aku pergi
Meninggalkan ia
Meninggalkan mimpi busuk
Meninggalkan kekayaan yang bukan untukku
Bukan milikku
Menjauh
Lalu bersila, menyantap kejujuran semesta
Kejujuran yang abadi dalam senang ataupun duka
Bersama-sama, kami merdeka

-Sokaraja-
26 Januari 20


-----------

*Pict from flickr.com16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita