Berhias Emas di pucuk kepala
Menjuntai anggun sang rambut hitam
Melenggok halus di rel merah padam
Bolehkah aku singgah bertanya
Bagaimana kisahmu malam ini
Dunia tak sabar mengunyah gigi
Sudah sekian lama kau tak bercerita
Ada apa gerangan lidahku bertanya
Tapi satu yang kutahu sedari dulu
Gestur itu tak pernah angkuh
Apakah mengimpimu menjadi dosa bagiku
Pria berpena tiada tahta bagimu
Khayalku mengatakan
Tak usah ku mengimaji kau si bintang tayang
Tampil elegan menembus hati semua orang
Hanya pantas di sisi raja tampan
Ya tapi cinta berhak dimiliki siapa saja
Karena ia harta bagi seisi dunia
Tak terkecuali bagiku
Pria berpena yang tak kenal rasa malu
-Jakarta Raya-
---
*Ada yang pernah merasa demikian ?. Hehe
Menjuntai anggun sang rambut hitam
Melenggok halus di rel merah padam
Bolehkah aku singgah bertanya
Bagaimana kisahmu malam ini
Dunia tak sabar mengunyah gigi
Sudah sekian lama kau tak bercerita
Ada apa gerangan lidahku bertanya
Tapi satu yang kutahu sedari dulu
Gestur itu tak pernah angkuh
Apakah mengimpimu menjadi dosa bagiku
Pria berpena tiada tahta bagimu
Khayalku mengatakan
Tak usah ku mengimaji kau si bintang tayang
Tampil elegan menembus hati semua orang
Hanya pantas di sisi raja tampan
Ya tapi cinta berhak dimiliki siapa saja
Karena ia harta bagi seisi dunia
Tak terkecuali bagiku
Pria berpena yang tak kenal rasa malu
-Jakarta Raya-
---
*Ada yang pernah merasa demikian ?. Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita