Selasa, 19 Januari 2016

Rambut Merah di Minggu Pagi

Mendekap dingin minggu pagi kini
Mengayun diri kembali pergi

Di rantau tengah jawa
Belajar berdiri tanpa sanggahan kata

Ketika saatnya mengantri hari
Gemuruh hebat menyambar tepi
Bukan ini yang hendak di cari
Karena sepi masih lelap menemani
**

Di pinggir ricuh hebat pagi ini
Sosok elok indah berdiri
Rambutnya merah laiknya segar darah
Menakluk dunia menjadi pasrah

Tiada kawan di dekat sisi nyatanya
Karena si kusir pergi tanpa bertanya apa-apa



Darimana kira asalnya sang putri
Mana mungkin anak raja dari sini

**

Kilaunya mengganti matahari pagi ini
Lekaslah mari masuk kemari
Tiada sabar judi pagi ingin tertambat
Sial ada si muda bodoh yang memperlambat

Imaji mengoyak dalamnya diri
Pikir nyata mengunyah pahitnya duri
Bisakah kursi kereta pagi ini
Mengizinkan kita berdua bersama pergi


-Jakarta Raya-

*Puisi pernah di-publish oleh laman web husbandrynews.com

**Terinspirasi oleh perempuan cantik dalam kerumunan orang-orang berdesakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita