Selasa, 19 Januari 2016

Sajak Tiga Pagi

Terbangunya lelap kepada pagi
Bangkitnya harap hari nanti
Kita kuasa atas diri, bangkit berdiri
Menyanding lantunan nina bobo pukul tiga pagi

Bunga tidur masih bersisa

sedikit gembira, sedikit kecewa
Nampaknya,
semesta mimpi akan mengabarkan sesuatu
mengubur yang lalu-lalu
memupuk yang baru-baru.

Sebelum akhirnya terlambat,

dekap jemari menyeka rapat-rapat.
Lekas langkah berlalu cepat,
tepat ke tempat meski pikir belum purna penat.

Tergeletak kita pada keheningan angin pagi,

dingin bagai kesendirian manusia yang sepi
Oh iya, aku baru sadar diri
hujan desember masih mau memijat halus
sendi-sendi
sedari malam tadi
saat kami dihinggapi sendiri.

Kala menunggu yang datang tiap pagi,

aku terenyuh, selanjutnya hati tersedak.
Atas harum pengharapan sepertiga malam,
masih tersisa getir murninya kehidupan
Selepas tiga pagi,
kutemui mereka keluar menjemput panggilan Ilahi.

Purwokerto

6 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita