Minggu, 06 Maret 2016

Manisnya Sore Itu

Keluar dari kelas penjara
Kembali saling merangkul mimpi
Mengombak bersama kawan seragam
Bergegas ke halte titik temu

Menyeruput kopi warung temaram
Asap rokok terus membumbung
Beruntung cahaya sore bersahabat
Tiada hujan deras membantai

Cericau sahabat hitam dimulai
Begini begitu raut kisah bercerita
Dari lucu hingga warna kelabu
Menambah lukisan sore yang hangat

Kata masih pada tempatnya
Hingga detik itu muncul
Mendadak lingkaran pecah terurai
Seragam ke satu sudut pandang

Lagu lama rupanya
Persis seperti kemari hari
Menggendong tas bercarik cantik
Berdiri anggun dengan rambut hitam

Berbeda dengan putri raja lainya
Ia terlihat tak pernah ragu
Berbarengan berjibaku
Di bis sekolah yang telah lusuh

Meski begitu kawan
Wajah manisnya tidak terhapus
Senyumnya renyah tak angkuh
Menombak kami yang kosong

Tak peduli detik sore
Kami mematung kompak
Namun teramat sayang
Hakim jalan amat cepat menunjuk

Rupa manis harus pergi
Tak ubahnya seperti sore ini
Harus segera berganti malam
Namun tiada sedih harus tenggelam

Kami harap cerita kan terulang
Tiap sore kini kami menunggu
Manisnya sore kami kembali datang
Duduk bersama kami yang buntu

 

-Jakarta Raya- 


*Gambar dari flickr.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita