"Umur enam bulan anakku lahir. Dia manis sekali. Aku ada mendengar tangisnya. Kemudian dia diminta oleh Tuhan.", papar adik ku.
.
Sekali lagi aku menangis. Sekali lagi dia menangis. Aku tak mendengar apa-apa sekarang selain badai yang menderu-deru dalam dadaku sendiri. Dan yang tertampak hanya tubuh kurus, selimut kain sepotong. Kasur cuma separuh saja menutupi ranjang, dan besi-besi serta palang-palang bambu disamping kasur itu mencongak-congak.
.
.
.
-Adik si tokoh Aku-
Kutipan Roman "Bukan Pasar Malam" ||
Pramoedya Ananta Toer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita