Mengacak-acak kata untuk hidup
Mencuri detik untuk sekedar mampir
Ke waktu dimana foto pernah berdiri
Sambil merangkul teh hijau sore ini
Kuraba kembali wajah di dinding sore ini
Pandang ketusnya masih saja bertamu
Bertanya hey bagaimana kini kabarmu
Menambah harum kisah sore ini
Hujan ikut tampil menaruh wajahnya
Dihadap tamu berjas berdasi yang hadir
Kemeja batikmu tak kalah gagah
Lencana ternyata kau buang jauh
Itulah hari dimana engkau mulai menyihir
Jemari tangan tak lagi kaku
Kaki kuat menancap panggung
Bahagia tak kuasa dibendung
Ucapku kala itu, ialah benar ia suamiku
Ya masih kuingat jelas wajah itu
Meski kini waktunya tlah lampu berlalu
Masih di wajah dinding sore ini
Si kecil riang kau ayun perlahan
Kini kau harus tahu sayang
Si kecil tlah berhasil menggapai surga
Di hujan sore ini yang pipih
Sudahkah kau bertemu malaikat putih ?
Harapku mereka dan kau istirahat sore ini
Menyantap kopi yang kau amat cintai
Bagiku wajah di dinding sore ini
Bagiku kenangan tiada pernah terhenti
-Jakarta Raya-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita