Selamat malam sayang
Hari ini cahaya lampu berpencaran
Merah hijau kuning tak karuan
Di langit, genderang perang terus menyambar
Selamat malam saudaraku
Ketiga kali ini kekasihmu ku bawa pulang
Kutemui ia di jembatan ragu
Sebab engkau tak kunjung datang
Selamat malam anakku
Rajinlah engkau menapak ilmu
Agar tak seperti aku ini bapakmu
Harus hidup dengan bibir bergincu
Selamat malam musuhku
Kuharap engkau segera tersasar
Lidah kotormu memuakkan hatiku
Rupa langsatmu bak sampah pasar
Selamat malam Jakarta
Begitu banyak begitu pilu rautmu
Selamat malam Jakarta
Berhentilah menangis membanjir haru
-Jakarta Raya-
10 September 2015
-----------------------
Maturnuwunn
Semoga puisi ini bisa memberikan arti
*Pict from tribunnews.com
Hari ini cahaya lampu berpencaran
Merah hijau kuning tak karuan
Di langit, genderang perang terus menyambar
Selamat malam saudaraku
Ketiga kali ini kekasihmu ku bawa pulang
Kutemui ia di jembatan ragu
Sebab engkau tak kunjung datang
Selamat malam anakku
Rajinlah engkau menapak ilmu
Agar tak seperti aku ini bapakmu
Harus hidup dengan bibir bergincu
Selamat malam musuhku
Kuharap engkau segera tersasar
Lidah kotormu memuakkan hatiku
Rupa langsatmu bak sampah pasar
Selamat malam Jakarta
Begitu banyak begitu pilu rautmu
Selamat malam Jakarta
Berhentilah menangis membanjir haru
-Jakarta Raya-
10 September 2015
-----------------------
Maturnuwunn
Semoga puisi ini bisa memberikan arti
*Pict from tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita