Kamis, 11 Agustus 2016

MENGULAS BUKU - Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir

.
Buku : Saya Ingin Lihat Ini Semua Berakhir : 
          Esei dan Wawancara dengan Pramoedya Ananta Toer
Penulis : August Han den Boef dan Kees Snoek
Penerbit : Komunitas Bambu
.
.
“Perkembangan yang ideal hanya akan tercapai melalui demokrasi. Tak ada jalan lain daripada memungkinkan setiap manusia untuk menggunakan hak-hak nya” [Hal-173]
.

Bagi mereka para pengaggum karya roman Indonesia tentunya telah kenal oleh Pramoedya Ananta Toer-Pram. Sastrawan besar Indonesia yang banyak dari karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Tak heran bila namanya berulang kali disebut pantas untuk mendapatkan Nobel Sastra. Setelah orde baru tumbang, karya-karya epik, kuat, namun tidak menghilangkan unsur-unsur estetis sebuah sastra tulisan Pramoedya lebih “bebas” didistribusikan.
.
Buku ini, menjelaskan bagaimana seorang Pram terbentuk. Mulai dari masa-masa kecil, remaja, masa penahanan yang amat melelahkan hingga tiba di penghujung abad 20 beliau bisa nyaman menikmati hari-hari depanya. Ditulis oleh dua orang warga kenegaraan Belanda, akademisi di bidang sastra dan tentunya menaruh perhatian besar terhadap karya Pram. Tulisan dalam buku ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Belanda ditahun 1990-an masa dimana Pram terkena tahanan rumah oleh Orde Baru. Oleh komunitas bambu tahun 2008.
.
Bagian pertama buku ditulis oleh August den Boef, merupakan Esai tentang karya-karya Pram dari masa pertama ia meluncurkan bukunya. Analisis yang dituangkan,  lengkap dibumbui oleh latarbelakang kehidupan Pram dan sejarah Indonesia amat besar pengaruhya dalam cerita-cerita Pram. Bagian kedua ditulis Kees Snoek, hasil wawancara beliau dengan Pram tahun 1991. Pertanyaan yang dilontarkan, dijawab secara tegas dan tanpa kompromi oleh Pram. Bagaimana perjalanan hidupnya yang melelahkan-terlebih saat ia dipenjara dalam berbagai rezim. Juga perhatianya terhadap humanisme dan  Indonesia, negeri yang amat ia cintai, menggetarkan sekaligus mengharukan. Meski kini Pram telah tiada, karya-karyanya tetap hidup, selamat membaca.
.

“Saya berharap bahwa pembaca-pembaca di Indonesia, setelah membaca buku saya, merasa berani, merasa dikuatkan. Dan kalau ini terjadi, saya menganggap tulisan saya berhasil. Itu adalah suatu kehormatan bagi seorang pengarang, terutama bagi saya. Lebih berani. Berani. Lebih berani”[Hal 172]
.
.
Mari membaca, selamat membaca !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita