Kamis, 08 September 2016

Garis




Sekawanan air tumpah oleh gravitasi
Terjun menyapa bebatuan di kedalaman jurang
Sekali lagi alam menafsirkan hidup manusia sejujurnya

Dari ketinggiian, merendah kembali ke bumi
Untuk jadi hujan dan jatuh lagi menepi kepangkuan ibu yg sejati

Garis masa telah menapaki banyak wujud manusia
Rupa kegetiran dan kebimbangan ;
pikirannya
hatinya
nafsunya
bercampur dikuali magis bumbu dunia

Garisnya bisa saja berliku serupa tepi pantai
Bisa saja melingkar serupa matahari
Atau bisa saja tak berbatas laiknya galaksi

Dari itu semua ada yang serupa,
bagaimana kita membelokkan garis takdir lukisan diri kehidupan
adalah sia-sia ;
kecuali yang setali dua,
doa dan kerja
.
.
.
Curug Ceheng
Mei 2016

--------------------- Semoga puisi ini mampu menyuguhkan makna, 
apapun wujudnya, bagaimanapun ceritanya

Maturnuwun..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling bercakap tentang rutinitas semesta milik kita